755Sports.id – Christophe Galtier baru saja merasakan kebahagiaan saat membawa PSG menang atas Nice di laga terakhir. Kemenangan tersebut menjadi sangat istimewa karena memutus dua hasil buruk di pertandingan sebelumnya. Namun situasi tersebut justru tercoreng dengan gangguan yang membuatnya geram.
Selama pertandingan melawan mantan klubnya itu, Galtier mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan. Pelatih tersebut mendapat sindiran dari Ultras Nice yang sukses membuat dirinya geram. Bahkan ada pihak yang sampai mengecam perlakuan dari penggemar klub tersebut karena sudah dianggap keterlaluan.
Sindiran Ultras Nice
Sorakan Ultras yang menyerang pemain atau pelatih lawan memang sudah biasa. Namun akan jadi lain jika melibatkan keluarga dari salah satu pihak yang berada di lapangan. Seperti yang dilakukan oleh para penggemar Nice pasca kalah ketika menjamu Les Parisiens.
Kali ini yang menjadi target ultras tuan rumah adalah Christophe Galtier yang merupakan pelatih lawan. Namun bukan sang pelatih yang menjadi target utama dalam sorakan para penggemar itu. Suporter Nice justru menargetkan ibu sang pelatih yang diketahui baru sembuh dari kanker.
Nyanyian berupa sindiran ditambah dengan spanduk terlihat dibentangkan pada saat laga telah selesai. Sangat jelas tertulis “Avant, après, la mama di Galtier” yang berarti sebelum, sesudah mama Galtier. Padahal sebelumnya pelatih kelahiran Marseille itu sempat melatih Nice sebelum pindah ke PSG.
Galtier Geram
Christophe Galtier tentu saja sangat marah melihat spanduk Ultras Nice yang berisi sindiran untuk ibunya itu. Pasca laga resmi diakhiri, sang pelatih terlihat turun ke lapangan dan menemui salah satu pemain Nice yaitu Jean-Claire Todibo. Diketahui pemain bertahan tersebut sempat berseteru dengan Galtier.
Sang pelatih menanyakan padanya apakah melihat spanduk tersebut. Ia juga menanyakan bagaimana jika spanduk tersebut ditujukan pada bek berusia 23 tahun itu. Selain itu, Galtier juga menuju sisi lapangan tepat di depan Ultras untuk memberikan tepuk tangan tanda penghinaan.
Saat konferensi pers pasca pertandingan, pelatih PSG tersebut juga membahas mengenai sikap penggemar Nice. Ia kemudian menjelaskan maksud dari tepuk tangan yang ditujukan untuk para suporter tersebut. Bahkan sang pelatih juga mengatakan pada wartawan bagaimana jika situasi tersebut terjadi pada mereka.
Kemarahan dari sang pelatih bukanlah tanpa alasan mengingat ibunya sudah berusia 83 tahun dan berhasil sembuh dari sakit. Terlebih Galtier berperan penting dalam hasil yang diperoleh Nice selama musim kemarin. Los Aiglons berhasil lolos ke Liga Konferensi Eropa berkat kerja keras Galtier selama satu musim melatih.
Respon Thierry Henry
Bukan hanya Christophe Galtier yang sangat geram dengan sikap Ultras Nice tersebut. Thierry Henry selaku legenda dari Prancis juga ikut mengecam aksi para suporter tuan rumah. Menurutnya, aksi tersebut sangat tidak berperikemanusian karena menyindir orang yang tengah sakit.
Menurut Henry, sangat lumrah pihak-pihak yang berada di lapangan menerima penghinaan selama berada di stadion. Namun jika objeknya sudah keluar dari pihak di lapangan apalagi keluarga, maka sudah sangat tidak normal. Seharusnya suporter itu harus ditegur dan jika perlu tidak diperbolehkan masuk stadion.
Thierry Henry juga meyakini jika Galtier sadar akan menghadapi hal tersebut dari mantan klubnya. Terlebih sang pelatih dikabarkan berselisih dengan pemain senior Nice sebelum memutuskan keluar. Penghinaan pada seorang ibu adalah hal terakhir yang ingin didengar oleh Christophe Galtier.