755Sports.id – Gelombang kontroversi menyelimuti Piala Dunia U-20 2023 terkait keikutsertaan Israel, yang memunculkan ide bermain di negara lain. PSSI menegaskan bahwa peluang tersebut sangat kecil.
Ide tersebut dianggap sebagai alternatif guna memastikan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dapat berlangsung meski adanya penolakan terhadap partisipasi Israel. Singapura disebut-sebut sebagai kandidat lokasi alternatif bagi tim Israel, mengingat posisi geografis yang dekat memudahkan proses perpindahan.
Opsi Negara Alternatif Ditolak
Akan tetapi, anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, mengungkapkan bahwa Singapura bukanlah opsi yang realistis. Pasalnya, proses pengajuan tuan rumah Piala Dunia U-20 hanya mencakup Indonesia. “Singapura bisa saja menjadi alternatif, namun kemungkinan besar akan ditolak karena mereka tidak mengajukan diri sejak awal,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Arya menjelaskan bahwa hal ini berarti PSSI harus mengupayakan dukungan dari pemerintah Singapura. Idealnya, kedua negara seharusnya mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama sejak awal, bukan pada saat proses berlangsung atau menjelang akhir.
Namun demikian, PSSI berkomitmen untuk memastikan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tetap berlangsung di Indonesia. Berbagai upaya akan dilakukan mengingat biaya yang telah dikeluarkan pemerintah untuk perhelatan ini sangat besar.
PSSI tidak ingin impian dan usaha yang telah ditempuh selama ini mendadak sirna di tengah jalan. Belakangan, muncul spekulasi bahwa Piala Dunia U-20 berpotensi batal digelar di Indonesia.
“Segala cara akan coba dilakukan, melakukan lobi agar penyelenggaraan tetap berjalan. Di sisi lain, kami juga tidak ingin dikucilkan,” tegas Arya.
PSSI Hitung Konsekuensi
Menyusul pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Denpasar, Bali, yang sejatinya akan diselenggarakan pada 31 Maret mendatang. Kini PSSI tengah menghitung dampak dari keputusan tersebut. Pembatalan ini disebabkan penolakan partisipasi tim nasional Israel di turnamen. Hal ini berbuntut pada pernyataan Gubernur Bali, I Wayan Koster, yang menegaskan sikapnya.
Koster menolak kehadiran Israel karena dinilai tidak sesuai dengan kebijakan politik Indonesia terkait penjajahan Palestina. FIFA menafsirkan pernyataan ini sebagai pembatalan garansi penyelenggaraan yang telah ditandatangani oleh Gubernur Bali, termasuk jaminan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dan proses drawing.
Arya juga menyatakan bahwa federasi akan menghadapi kemungkinan dampak negatif dari keputusan FIFA. Dan saat ini PSSI sedang mencoba untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia dari sanksi FIFA.
“Kami di PSSI sedang berupaya menyelamatkan sepakbola Indonesia. Karena sanksi FIFA dapat mengisolasi sepakbola Indonesia dari dunia internasional,” kata Arya.
Erick Thohir juga akan melaporkan situasi ini kepada Presiden Indonesia untuk mencari solusi yang terbaik. Baik dari segi diplomasi maupun politik luar negeri, guna menyelamatkan sepakbola Indonesia. “Kami akan mencoba mencari solusi terbaik. Sepakbola Indonesia harus kita selamatkan bersama-sama,” ujar Arya.
Beberapa dampak negatif yang dikhawatirkan jika Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia antara lain: pertama, sepak bola Indonesia akan dibekukan oleh FIFA; kedua, Indonesia akan mendapatkan kritikan dari negara-negara lain karena tidak bisa melaksanakan amanat FIFA; ketiga, Indonesia tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan yang terkait dengan agenda FIFA.
Keempat, Indonesia kehilangan kesempatan untuk menjadi tuan rumah ajang olahraga yang dipilih oleh FIFA; kelima, Indonesia akan dikeluarkan dari kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034. Selain itu, ada kekhawatiran lain seperti Indonesia tidak akan dipercaya lagi untuk menggelar ajang olahraga internasional, dicap sebagai negara diskriminatif, serta berdampak pada kemajuan sepakbola di dalam negeri.
PSSI harus berjuang keras untuk mengatasi masalah ini dan mencari solusi agar sepakbola Indonesia tidak mengalami dampak negatif yang signifikan.