755Sports.id – Klub raksasa Perancis, PSG harus angkat koper dari ajang Liga Champions 2022/23. Mereka disingkirkan Bayern Munchen di babak 16 besar setelah kembali menelan kekalahan pada leg kedua, Kamis (09/03) dini hari WIB. Christophe Galtier selaku manajer Les Parisiens mengaku pasrah dengan nasibnya.
Paris Saint-Germain menyerah dua gol tanpa balas saat melawat ke Allianz Arena. Dua gol yang bersarang di gawang Gianluigi Donnarumma dicetak oleh Eric Maxim Choupo-Moting dan Serge Gnabry. Dengan demikian klub asal kota Paris tersebut kalah agregat 3-0.
Pada musim 2021/22 kemarin, PSG memecat Mauricio Pochettino setelah hanya mampu mencapai babak 16 besar di Liga Champions. Christophe Galtier yang ditunjuk untuk menggantikan Pochettino ternyata tidak bisa melebihi capaian manajer asal Argentina tersebut.
Sang manajer pun paham bahwa posisinya sedang terancam. Ia menyebut nasibnya akan ditentukan oleh manajemen dan direksi klub.
“Sebenarnya masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu [pemecatan]. Masa depan saya tentu saja bergantung pada keputusan manajemen dan presiden klub,” ucapnya seperti dikutip Fotmob.
Manajemen PSG Kecewa
Sangat wajar apabila Galtier merasa posisinya terancam setelah tersingkir dari ajang Liga Champions. Sebab, ia sudah membuat klub menghabiskan banyak uang untuk mendatangkan pemain-pemain top.
Saat ini PSG menjadi klub kedua setelah Arsenal dengan jumlah pertandingan terbanyak tanpa trofi di Liga Champions. Tersingkirnya Kylian Mbappe cs dari Liga Champions musim ini tentu menambah panjang catatan itu dan membuat kecewa manajemen klub.
“Tentu saja ada kekecewaan dan begitulah adanya. Mereka menaruh harapan yang besar di Liga Champions. Namun, saya tetap berada di jalur saya dan akan fokus pada akhir musim dengan energi dan semangat para pemain,” ujarnya.
Galtier Merasa Frustrasi
Mantan manajer Lille tersebut mengaku kecewa dengan performa yang ditampilkan anak asuhnya pada laga melawan Bayern Munchen. Apalagi gol pertama Die Roten dicetak oleh mantan pemain PSG, Eric Maxim Choupo-Moting.
Christophe Galtier menambahkan timnya mungkin saja bisa lolos ke perempat final jika mampu mencetak gol terlebih dahulu. Namun, ia mengakui lini pertahanan Bayern Munchen begitu sulit untuk ditembus.
“Kami sebenarnya memiliki babak pertama yang cukup bagus dan mampu memegang kendali permainan. Kami mampu bersaing dan memperoleh beberapa peluang,” terangnya.
“Tapi di babak kedua kami kemasukan gol yang tergolong bodoh [kesalahan lini belakang] di level Anda harus lebih tenang. Jelas, kami berada dalam tekanan mereka [Bayern Munchen] dan kami tahu itu.”
“Saya sejujurnya tidak tahu apakah ada pelajaran yang bisa diambil dari pertandingan ini. Tapi ini sangat mengecewakan dan membuat kami frustrasi. Jika kami mencetak gol lebih dulu, mungkin hasilnya akan berbeda,” tutup pria berusia 56 tahun tersebut.